Untuk sebagian wanita, belanja pakaian merupakan suatu kebutuhan. Umumnya mereka hendak mengincar pakaian baru yang lagi trend. Apalagi, di golongan tertentu membeli pakaian dijadikan salah satu ajang sosial dengan sahabatnya.
Bila lebih dahulu membeli pakaian lebih diperuntukan pada pakaian baru, saat ini banyak orang yang mulai bergeser ke baju sisa gunakan. Membeli pakaian sisa memanglah telah terdapat semenjak dulu. Namun dahulu lebih diidentikkan dengan baju murah sebab tidak mampu membeli pakaian yang baru.
Tetapi era sudah berganti. Membeli baju sisa saat ini jadi salah satu opsi style hidup. Perihal ini ialah salah satu upaya buat kurangi jumlah sampah baju. Sehingga, opsi buat membeli baju sisa saat ini jadi alibi buat melestarikan bumi. Membeli pakaian sisa ini kerap diketahui dengan sebutan thrift shop ataupun preloved.
Thrift Shop vs Preloved, Apa Perbedaanya?
Sebutan thrift shop dengan preloved kerap kali dikira sama. Memanglah keduanya bersama menjual benda ataupun pakaian sisa. Namun, pemaknaan yang sebetulnya mempunyai perbandingan. Thrift secara bahasa maksudnya merupakan penghematan. Sebutan thrift ini setelah itu digunakan selaku salah satu kegiatan membeli benda yang lebih murah sebab benda tersebut telah sempat digunakan.
Maksudnya, benda yang dibeli merupakan benda sisa gunakan. Sebaliknya thrift shop merupakan tempat yang menjual baju- baju sisa. Umumnya, baju- baju sisa yang dijual di thrift shop menuju pada pakaian sisa yang berasal dari luar negara. Meski pakaian sisa, keadaan baju- baju yang dijual di thrift shop masih bagus serta tidak tidak sering pula terdapat pakaian yang nampak semacam masih baru.
Sebaliknya preloved merupakan pakaian sisa yang dijual secara personal. Umumnya, baju- baju yang dijual juga kondisinya masih bagus sebab cuma sekali ataupun sebagian kali gunakan saja. Terkadang pakaian preloved apalagi terdapat yang bernilai lebih besar dari harga aslinya sebab mempunyai sejarah ataupun keunikan tertentu.
Kaitan Membeli Pakaian Sisa dengan Isu Akibat Lingkungan
Dahulu bisa jadi membeli pakaian sisa sebab alibi ekonomi. Membeli pakaian sisa kerap diakibatkan sebab ketidakmampuan membeli pakaian baru yang pasti biayanya lebih besar. Namun era sudah berganti. Membeli pakaian sisa jadi suatu tren serta opsi style hidup.
Untuk pegiat area ataupun orang- orang yang mulai sadar dengan berartinya melindungi kelestarian bumi, membeli pakaian sisa merupakan salah satu upaya buat kurangi sampah baju yang susah terurai. Apabila Kamu menyaksikan video yang bertajuk The Life Cycle of a Tshirt, hingga hendak tergambarkan gimana industri baju mempunyai akibat kurang baik yang sangat sungguh- sungguh terhadap area.
Kaitan Membeli Pakaian Sisa dengan Hak Asasi Para Buruh
Sebagian orang yang membeli pakaian sisa mempunyai alibi sebab hak asasi para buruh yang bekerja di pabrik industri mode. Bisa jadi pula salah satu yang suka kala memperoleh pakaian bagus dengan harga murah.
Namun, mengerti kah Hingga bila dibalik harga murah itu terdapat para pekerja yang diberi upah dengan nominal yang sangat sedikit buat dapat memencet harga penciptaan? Apalagi, para pekerja tersebut pula mempertaruhkan nyawanya.
Perihal ini pernah ramai di tahun 2015 sehabis suatu film dokumenter yang bertajuk The True Cost mengatakan cerita dibalik harga suatu pakaian. Film dokumenter ini lumayan membuat mata kita hendak terbuka betapa jahatnya akibat fast mode terhadap kesejahteraan para pekerja. Membeli pakaian sisa di thrift shop ataupun preloved dikira jadi salah satu metode kurangi dampak dari fast mode.
Panduan Berbelanja di Thrift Shop
Membeli pakaian sisa memanglah bukan tanpa resiko. Dapat jadi dikala membeli di thrift shop ataupun preloved penjualnya menutupi kecacatan pada barangnya. Dapat pula kala membeli benda thrift ataupun preloved secara online nyatanya sketsanya tidak cocok dengan realitasnya. Buat itu, Kamu butuh ketahui panduan berbelanja di thrift shop ataupun preloved.
Yakinkan keadaan warna pakaian. Panduan ini berarti buat membenarkan keadaan pakaian sisa yang Kamu beli masih dalam keadaan yang baik. Umumnya, baju yang tidak sering digunakan hendak mempunyai warna yang masih bagus serta tidak kumal. Terlebih bila pakaian tersebut ditaruh dengan sangat baik oleh owner lebih dahulu.
- Perhatikan dengan cermat apakah ada bercak bercak. Bagian yang lumayan berarti buat dicermati merupakan zona lengan dasar, ketiak, serta bagian leher. Bagian- bagian tersebut lumayan rawan bernoda.
- Butuh dicermati keadaan jahitan pakaian. Jangan hingga ada bagian jahitan yang terlepas. Perihal ini hendak membuat baju jadi gampang rusak serta wajib menjahitnya sendiri.
- Yakinkan pula kebersihan pakaian. Tidak tidak sering bila membeli pakaian sisa di thrift shop baju- baju tersebut belum dicuci. Tidak seluruh penjual ingin cuci pakaian- pakaian tersebut saat sebelum dijual. Hingga, saat sebelum pakaian sisa itu digunakan, jangan kurang ingat buat cuci terlebih dulu.
Mempunyai pakaian baru tidak wajib senantiasa dalam keadaan betul- betul baru. Membeli pakaian sisa di thrift shop serta preloved juga tidak permasalahan sepanjang keadaan pakaian yang dijual masih. Perihal ini malah jadi salah satu Kerutinan yang baik dalam melindungi kelestarian area serta melindungi hak para buruh yang bekerja di balik pembuatan pakaian.