Perkembangan dan Konflik Bisnis Thrifting di Indonesia -->
Cari Berita

Advertisement

Perkembangan dan Konflik Bisnis Thrifting di Indonesia

Selasa, 24 Mei 2022

    


    Siapa yang kini tidak mengenal budaya Thtift Shop? Selama beberapa tahun ke belakang, kebiasaan berburu pakaian bekas, atau yang bisa disebut thrift shopping, telah menjadi fenomena yang populer terutama di kalangan anak muda. Awalanya, kegiatan thrifting ini mulai digandrungi guna menghemat pengeluaran untuk kebutuhan membeli pakaian. Tidak jarang, orang menemukan pakaian bekas dengan merek ternama dan masih sangat layak pakai, namun dengan harga yang cukup miring. Karena itu, tidak sedikit pula yang melihat peluang bisnis dari aktivitas thrifting ini.

    Beberapa orang, ada yang sengaja berburu pakaian bekas untuk dijual kembali di online shop. Pakaian hasil thrifting tersebut di-rebranding dan dipercantik tampilannya, sehingga dapat dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Namun, hal tersebut pada akhirnya juga menimbulkan masalah tersendiri.


    Banyaknya reseller pakaian hasil thrift shop yang mematok harga tinggi kemudian memicu perdebatan yang cukup panjang di antara para penikmatnya. Bukan tanpa alasan, thrift shop seharusnya memang bukan barang mahal. Ada misi sejarah dan budaya panjang di balik munculnya budaya thrift shop yang harus dipertanggungjawabkan para pelaku bisnis.




    Masyarakat modern kini tidak hanya melihat thrifting dari kacamata ekonomi saja, tidak hanya melihat pakaian bekas sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan sandang dengan harga murah. Kini, masyarakat juga mulai melihatnya dari sisi pelestarian lingkungan.


    Mengutip dari laman waste4change.com, industri pakaian dan mode, terutama fast fashion, menghasilkan banyak dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak tersebut di antaranya pencemaran air, penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya, serta banyaknya sampah pakaian yang menumpuk. Selain itu, sampah tekstil sendiri merupakan salah satu jenis sampah yang sulit didaur ulang. Oleh karena itu, budaya thrift shop, yang notabene juga mengusung semangat re-use (memakai kembali), dianggap bisa menjadi salah satu langkah baik untuk meminimalisir limbah pakaian bekas.


    Kamu tertarik untuk memulai bisnis thrift shop namun masih bingung kemana cari suplier baju bekas atau thrifting? Tidak perlu khawatir. Lea Butik adalah solusi buat kamu yang ingin memulai jualan baju bekas atau thifting.  Klik disini untuk informasi lebih lanjut.